Beranda | Artikel
Memberi Hukuman Kepada Anak
Selasa, 6 Juli 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Memberi Hukuman Kepada Anak merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mencetak Generasi Rabbani. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 26 Dzulqa’dah 1442 H / 6 Juli 2021 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Memberi Hukuman Kepada Anak

Hukuman tidak selalu diidentikkan dengan hukuman fisik dalam bentuk pukulan ataupun yang lainnya. Tentunya hukuman sangat luas. Kadangkala ketika kita memberikan hukuman kepada anak, anak tidak merasa dia dihukum padahal dia sedang menjalani hukumannya. Maka dari itu hukuman bisa dijadikan sebagai salah satu metode pembelajaran. Namun harus berhati-hati dalam bab ini. Karena kalau dengan cara yang berlebihan dan melewati batas, ini bisa menjadi bencana.

Kalau kita lihat dari usia, ada usia-usia yang kita harus menahan diri untuk memberikan hukuman. Seperti anak dibawah 10 tahun, maka sebisa mungkin untuk tidak memberikan hukuman kepada mereka. Kalaupun harus diberi hukuman, maka hukuman dengan dosis yang tepat dan cara yang tepat. Yang mana mereka tidak merasa sedang dihukum. Misalnya dengan membatasi jam bermainnya, membatasi jatah materi dan sejenisnya. Dia sedang dihukum tapi itu dipandang olehnya bukan sebagai sebuah hukuman.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang kita untuk memukul anak dibawah 10 tahun. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

…وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ…

“Pukullah mereka ketika sudah berusia 10 tahun.”

Artinya kesalahan dia melalaikan shalat itu tidak boleh diberi hukuman pukulan hingga dia berusia 10 tahun keatas. Artinya 10 tahun ke bawah sebisa mungkin menghindari pemberian hukuman, apalagi secara fisik. Karena sangat fatal akibatnya jika anak-anak dibawah 10 tahun dalam masa perkembangan, tulang-tulangnya juga masih rawan tentunya, dia belum menjadi manusia sempurna.

Sangat tidak bijak memberikan hukuman fisik berupa pukulan atau mengurung, atau mengusir, ataupun sejenisnya kepada anak-anak dibawah 10 tahun. Maka dari itu metode pembelajaran dengan hukuman ini bisa menjadi obat yang manjur dalam meluruskan penyimpangan perilaku anak apabila diberikan dalam dosis yang tepat.

Namun tidak berarti kita dianjurkan agar selalu berpikir bagaimana memberi hukuman kepada anak kita. Sebagian orang tua menjadikan hukuman sebagai salah satu hiburan dan kebiasaan baginya. Sebagian orang tua lagi menjadikan itu sebagai suatu kebanggaan apabila dia bisa menghukum anak. Ini tentunya satu hal yang keliru. Karena hukuman itu sendiri adalah metode, bukan tujuan. Maka dilihat juga takaran dan dosisnya. Selain itu dilihat juga efeknya, apakah hukuman itu efektif atau tidak, atau kita perlu mencari solusi lain?

Ini adalah salah satu metode/wasilah pembelajaran, bukann tujuan. Bahkan dalam agama sendiri hukuman bukan tujuan. Hukuman adalah wasilah untuk membentuk manusia menjadi manusia-manusia yang baik. Ada efek jera di situ agar dia berhenti dari kejahatan dan keburukannya.

Pada sisi yang lain ada yang anti hukuman, ini juga keliru. Mereka menafikan sama sekali hukuman sebagai salah satu cara mendidik anak. Padahal ini bisa kita kompromikan dengan memandang apa arti hukuman itu?

Menit ke-8:35

Kapan waktu yang tepat memberikan hukuman dilihat dari sisi usia dan bentuk hukuman? Mari download dan simak kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian

Lihat juga: Cara Mendidik Anak dan Pentingnya Mencetak Generasi Rabbani


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50361-memberi-hukuman-kepada-anak/